welcome to my blog

Selasa, 18 Februari 2014

Langkah Mengukur Dengan Metode Polar

Menyipat datar adalah menentukan atau mengukur beda tinggi antara titik-titik yang ada di permukaan tanah atau terhadap suatu ketinggian referensi tertentu.
Salah satu bentuk pengukuran beda tinggi yaitu menggunakan metode polar. Prinsip kerja mengukur beda tinggi metode polar yaitu menghitung tinggi alat dan benang tengah di tiap-tiap titik yang akan dibidik.
ein Bild
I. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Pesawat Penyipat Datar ( PPD )
2. Statif
3. Rambu ukur
4. Payung
5. Data board
6. Patok
7. Alat tulis
II. LANGKAH KERJA
1. Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan diukur.
2. Tancapkan patok pada titik-titik batas areal yang akan dibidik.
3. Dirikan pesawat di tengah-tengah areal lokassi pengukuran.
4. Lakukan penyetelan alat (PPD) sampai didapat kedataran.
5. Dirikan bak ukur di atas titik P1 setegak mungkin.
6. Arahkan teropong pesawat ke titik P1, baca BA, BT, BB dan sudut horisontalnya.
7. Pindahkan bak ukur ke titik P2.
8. Arahkan teropong pesawat ke titik P1, baca BA, BT, BB dan sudut horisontalnya.
9. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik berikutnya.
10. Ukur tinggi pesawat dengan roll meter..
11. Lakukan perhitungan jarak, beda tinggi dan ketinggian masing-masing titik.
12. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
III. LANGKAH PERHITUNGAN
1. Jarak Optis ( do )
Syarat bacaan bak ukur :
BA + BB = 2 BT atau BA – BT = BT – BB
do = ( BA-BB) x 100
2. Beda Tinggi (Dh)
Dh1 = ta – BT P1 ta = tinggi alat
Dh2 = ta – BT P2 …. dst
3. Ketinggian (Tx)
Tinggi titik pesawat diketahui TPs
a. Cara Beda Tinggi
TP1 = TPs + Dh1
TP2 = TPS + Dh2 …dst
b. Cara tinggi Garis Bidik (TGB)
TGB = TPs + ta
TP1 = TGB – BTP1
TP2 = TGB – BTP2 …dst

GAMBAR PROSES PENGUKURAN POLAR


GAMBAR PROSES PENGUKURAN POLAR

Sejarah Ukur Tanah

Sejarah Mengukur Tanah dan Pemetaan

Ø  Sejak jaman dahulu manusia telah mengenal ukuran-ukuran, terutama jarak, misalnya:jengkal, siku, depa, langkah ,tumbak, satu hari jalan kaki dan sebagainya.
Manusia dahulu telah dapat mengira-ngira suatu jarak (d = distance); Luas( A = Area); Volume (Volume= V) dan lain sebagainya.
Ø  Sebelum manusia dapat mengukur permukaan bumi (fisis bumi) serta belum dapat memperhitungkannya secara matematis manusia menyangka bumi ini datar seperti cakram (Orang Babilonia); Bumi terapung-apung dilautan dengan kubah surge diatasnya (Yunani kuno).

HOMER (+ 850 BC), menyatakan bahwa bumi ini seperti piring datar yang dikelilingi oleh sungai oceanus.
PHYTHAGORAS (+580-496 BC) adalah orang yunani pertama yang menyataka bahwa bumi ini bulat, ANAXIMANDER (+ 570 BC)menyatakan pula bumi sebagai silinder dengan 3 x diameternya.
ARISTOTLE (+ 430 BC) dan ARCHMEYDES (+ 250 BC) menyetujui pendapat phythagoras bahwa bumi ini bulat dan menyatakan keliling bumi sekitar 1:250.000 Stadia ( 1 stadia + 157 meter); maka keliling bumi = + 40.000 km
ERASTHOTENES (276 – 196 BC) dari Cyrene menghitung keliling bumi dan memperoleh hasil = + 1 : 50 dari bususr lingkaran bumi maka diperolehnya keliling bumi + 250.000 stadia atau kira-kira 39.250.000 m/+ 40.000 km